Cerita

Hari yang indah dipertengahan bulan Juli. Cuaca hari ini cukup sejuk. Tidak terlalu mendung dan tidak terlalu panas. Tepat pukul 07.00 pagi di hari Sabtu yang cerah ditemani lagu Pasto yang berjudul Tanya Hati. Disinilah aku -Fahmi Ilmanur Fajriani atau sebut saja aku Ami Fajriani- memulai kehidupan baru dengan kesan dan pesona yang baru pula. Penyajiannya yang rumit namun asyik, seolah datang dan pergi tanpa pamit.

 

Sekerumunan para siswa baru di SMAN 26 Bandung tampak jelas di pandangan mataku. Perasaan penuh tanda tanya sangat bisa terbaca di raut wajah mereka. Termasuk aku.

Masa Orientasi Siswa (MOS) Tahun 2010 tingakat SMA sebenarnya akan terlaksana 2 hari lagi. Namun SMA ini mengumpulkan para siswa baru di awal untuk diberi pengarahan terlebih dahulu.

 

* * *

 

Senin, 12 Juli 2010. Tepat pukul 07.00 pagi kami para siswa baru melaksanakan apel pagi untuk acara pembukaan MOS. Tegang, takut, bingung cemas, malu, semuanya bercampur jadi satu. Tapi inilah warna dalam kehidupan baru yang akan aku jalani. Dan terlebih ini baru permulaan.

 

Akhirnya, aku memasuki ruang kelas. Kelas X-3, bernama gugus sinom, yang berwalikelaskan Ibu Yayat Haryati S.Pd -seorang guru matematika- dan kelas kami pun ditempatkan di ruang matematika 1.

Kegiatan pertama yang kami -para siswa X-3- lakukan adalah berkenalan dengan para mentor. Teteh Syifa dan akang Adam. Mereka baik, kocak, seru, dan tentunya membuat suasana menjadi menyenangkan. Lalu kami pun bermain games, bernyanyi bersama, membuat yel-yel, dan bersuka-ria bersama sambil menambah kehangatan dan keakraban antara siswa kelas X-3.

 

Dan yang paling berkesan saat MOS adalah, adegan Madis (Majelis Disiplin) yang luar biasa, saat memarahi kami yang tak sadar telah membuat kesalahan. Aku pun jadi berpikir, kalau saja Madis itu benar-benar ada di keseharian sekolah ini -bukan hanya ada di MOS saja- dan semua siswa segan dan takut akan kehadiran mereka. Pastinya ketertiban dan kedisiplinan sekolah ini akan semakin meningkat. But it is just my thought. Apa pun bisa terjadi dalam otakku.

 

Kegiatan hari ini pun diakhiri dengan acara apel pulang. Hal ini sangat tidak biasa. Karena pulang sekolah baru akan terjadi tepat pukul 15.00 atau 14.15. Biasanya aku pulang sekolah pada pukul 12.30. Ini adalah hari yang melelahkan.

 

MOS berlangsung selama 4 hari. 2 hari pertama masa pengenalan lingkungan sekolah, 2 hari terakhir LDKS (Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa). Dan akhirnya hari terakhir LDKS pun sampai. Sore itu, apel penutupan belum akan dilaksanakan. Namun para siswa baru sudah berbaris di lapangan upacara pada sekitar pukul 13.50. Hari ini hari Kamis, 15 Juli 2010. Suasana siang menjelang sore yan cukup cerah. sayangnya, tak secerah suasana penutupan LDKS.

Teriakan Madis terdengar sangat menggema ditengah keheningan para siswa saat itu. Tak ada lagi suara yang kami dengar selain suara-suara kasar mereka yang lambat laun tertiup angin. Hening mencekam, itulah yang kami rasakan saat itu.

 

Entah bagaimana, seolah kami para siswa baru yang baru saja beberapa hari beraktivitas di sekolah ini, kami telah melakukan banyak kesalahan. Dan hal itu yang menjadikan kami bulan-bulanan mereka untuk dimarahi dan dibully. Sampai-sampai ada beberapa siswa yang ikut emosi karena tak terima dan membela diri, ada juga yang menangis ketakutan atau seperti ada emosi yang terluapkan dalam diri mereka, dan ada juga yang hanya berdiam diri, seperti ku.

 

Lalu kami pun diperintahkan untuk menutup mata kami dengan shall. Tak tahu pasti untuk apa, tapi yang aku tahu saat mataku gelap gulita dan dipenuhi perasaan takut, tiba-tiba.. bbyyuuuuuuurrr!! Air membasahi tubuh bagian belakangku. Dan sontak aku terkaget karena para Madis yang tadi marah-marah jadi terdengar berteriak kegirangan seperti puas karena telah berhasil mengerjai kami. reflek ku buka mataku dan benar saja mereka tengan mengerjai kami. Dan perasaan haru, senang, bangga, dan banyak lagi perasaan yang sulit untuk digambarkan mewarnai suasana sore itu.

 

 * * *

 

Minggu kedua di bangku SMA. Hubungan antara siswa X-3 pun kian hangat dan kian akrab. Dan hari ini adalah hari dimana masa penentuan untukku. Aku mengikuti wawancara OSIS. Dan ini terasa seperti mengikuti audisi "X factor". Tegang, gugup, nervous, dan semua bersatu padu. Namun hasilnya biarkan Tuhan yang menentukan.

 

Esoknya, pengumuman siapa yang masuk menjadi pengurus OSIS baru. Tanpa aku duga, aku masuk dan diterima menjadi pengurus OSIS. Ini adalah pengalaman yang tak terlupakan. Dan di sore ini pula aku mempersiapkan perlengkapan-perlengakapan yang harus dibawa esok dari. Ini baru permulaan, namun dirasa-rasa sudah membuatku letih lebih dulu. Tapi tak apa, segala sesuatu itu perku diperjuangkan.

 

 *  *  *

 

Rabu, 21 Juli 2010, 06.15. Baru saja aku datang ke sekolah untuk mengikuti LKS OSIS, aku sudah dimarahi. Aku rasa aku sudah bergerak segesit mungkin tapi tetap saja aku dibilang lelet. Dan tak lama, apel pembukaan pun dimulai. Setelah itu kami para calon pengurus OSIS angkatan 2010, memasuki kelas untuk diberikan materi.

 

Kegiatan demi kegiatan pun dilalui. Mulai dari makan siang yang penuh tantangan, PBB yang harus panas-panasan di lapangan, snack rest yang seru, merasa bosan saat materi, sampai acara table manner yang diwarnai dengan suasana romantis. Malam itu sekitar pukul 19. 45, suasana sekolah yang gelap namun bernuansa elegan ditemani nyala lilin kecil di sepanjang koridor.

Setiap calon pengurus OSIS cowok dipasangkan dengan dua cewek untuk makan malam. Dan saat giliranku mendapat pasangan, pandanganku yang kabur karena gelapnya malam membuat aku bingung cowok yang ada dihadapanku ini siapa. Namun aku tahu siapa orang yang disebelahku. Yaitu Rizka -anak kelas X-5-.

 

Cowok itu pun menggandeng ku dan Rizka. Kami pun berjalan menyusuri koridor yang bercahaya samar-samar oleh lilin-lilin kecil sepanjang koridor. Aku pun masih bingung, penuh tanda tanya dan penasaran, cowok disebelah aku ini siapa?



Saat makan malam pun, aku merasa heran. Kenapa cowok yang tadi menjamuku tiba-tiba menghilang dan tak ada di sebelahku. Tapi Rizka masih ada disini bersamaku. Cowok itu benar-benar membuat aku penasaran.


Setelah selesai makan, kami -para peserta LKS OSIS- pun masih harus menerima materi lagi dari pembina OSIS. Barulah setelah itu kami diperbolehkan untuk tidur.

 

Malamnya, waktu masih menunjukkan pukul 01.30 dina hari. Tapi alarm tanda bangun pun sudah terdengar. Kaget dan panik mewarnai malam itu. Dingin, ngantuk, lelah, dan harus sigap menjadi satu. Setelah semua berkumpul dilapangan, mata kami pun ditutup oleh shall. Dalam keadaan tertutup mata, kami pun digiring satu persatu oleh para panitia untuk menuju pos. Disana kami pun harus siap dimarahi dan dibentak-bantak lagi. Menegangkan memang, namun ini hanyalah sebuah permainan. Jadi aku lalui dengan santai, agar semua bisa berjalan dengan lancar.

 

Pagi menyonsong, kegiatan pagi ini dimulai dengan senam pagi. Aku pun masih sibuk mencari siapa cowok pasangan table manner-ku semalam. Sampai acara penutupan OSIS pun aku belum menemukannya.

 

Senin ke senin, sudah 3 minggu aku di SMA, sudah ada 2 cowok yang mendekati ku. Yaitu teman sekelasku, Andrianus dan Asep. Dan sudah 2 minggu pula aku mencari sosok pangeran table manner itu, tapi belum ketemu juga. Sampai akhirnya aku pun menyimpulkan bahwa pangeran table manner itu adalah Miranto Soekirno Putro -Anto-.

 

Namun setelah aku tahu, aku tidak menyegerakan diri untuk mendekatinya. Karena setahuku ia sudah punya pacar -Grace-. Jadi aku urungkan niatku itu. Sampai akhirnya aku tahu ia putus dengan pacarnya dan aku pun telah memiliki nomor handphone Anto. Dan tepat di hari Rabu, tanggal 11 Agustus 2010, dan di hari pertama puasa, aku pun iseng mengirimkan sms kepadanya. Inilah kesan pertama aku dengannya. Anto dengan gayanya yang asyik untukku, telah berhasil membuatku memilih dirinya dibanding cowok-cowok yang mendekatiku bahkan mengalahkan pacarku saat itu.

 

Kisah mengesankan di masa SMA pun dimulai. Sekolah ini mengadakan pesantren kilat di hari kedua puasa, dan di sehari setelah aku mengenal Anto. Kegiatan ini berlangsung selama 3 hari 2 malam. Sayangnya, pangeran table manner itu tidak ikut, jadi aku merasa kesepian.

 

It is zonk! Ternyata waktu kemarin aku smsan dengan Anto dan yang aku pikir dia juga menyukaiku, ternyata dia sudah punya pacar lagi. Dan yang lebih buruk lagi, aku sekamar dengan pacarnya itu. Dia, bernama Astri. Aku otomatis il-feel, patah hati dan dilanda gundah gulana. Karenanya, aku pun jadi bingung, siapa yang harus aku pilih. Asep, Andri, pacarku -Reza-, atau aku tetap memperjuangkan Anto. Biarkan waktu yang menjawabnya.

 

Hari terus berjalan, waktu pun tak sanggup aku hentikan. Hari-hari yang ku jalani semakin pasti. Semenjak kejadian pesantren itu, aku mulai menjauh dengan Anto, dan mulai dekat dengan Andri, serta aku putuskan hubungan dengan Reza. Tak ku sangka aku lebih memilih Andri ketimbang Anto. Tapi setelah aku pacaran dengan Andri, hati aku seolah menolak. Rasanya aku setengah hati menjalani semua. Semakin kesini aku pun mulai bosan dengan Andri. Karena aku pacaran dengannya hanya sebagai pelampiasan sakit hatiku -karena Anto yang membuat aku sakit- saja dan sebagai rasa empatiku terhadapnya karena Andri yang terus-terusan memaksaku untuk jadi pacarnya. Tapi disaat aku merasa bosan pada Andri, Anto mulai mendekatiku lagi.

 

Perasaan heran yang muncul dalam benakku semakin bertambah. Aku dan Anto sama-sama punya pacar, tapi kedekatan kami semakin erat. Lalu, lama-lama kepalsuanku kepada Andri pun terbongkar. Karena Andri merasa tak kuat bertahan, aku dan dia pun putus tapat pukul 10.00 pagi. Ku ceritakan hal ini kepada Anto. Karena orang yang tengah dekat denganku hanya dia saat itu. Ia pun sedikit tak percaya bahwa aku telah putus. Lalu di malam hari di hari yang sama, Anto pun mengabariku bahwa ia juga telah memutuskan pacarnya. Aku pun jadi benar-benar tak mengerti apa maksudnya.


Esoknya, di tanggal 27 September 2010. Aku pun bertemu dengan Anto di sekolah. Sepulang sekolah, kami mengobrol di bawah tangga dekat Ruang Multimedia. Aku dan dia mengobrol sambil menunggu rapat OSIS. Dan saat aku hendak pergi untuk rapat, Anto tiba-tiba menarik tanganku hingga langkahku tertahan. Dia pun berkata dengan datar.

"Jadi pacar aku mau ga...??"

"Mmm,, ngga ah.." Jawab ku datar pula. Aku langsung melepaskan tanganku darinya dan pergi ke ruang matematika 2 untuk rapat OSIS. Dia pun mengejarku. Ia sempat bertanya kenapa namun tak sempat aku jawab.

    Di dalam kelas, ia menarikku ke bangku paling belakang dan bertanya lagi kenapa.

"Kenapa kamu ga mau jadi pacar aku..?"

"Emm, gapapa.."

"Pasti ada alesannya,, ga mungkin kamu jawab kaya gitu tanpa alasan..!?" Anto pun memaksa. Dia membuatku merasa sulit. Sebetulnya aku mau pacaran lagi, tapi kegagalan cinta yang pernah aku lalui bersama Reza dan Andri membuatku tak ingin menuliskan cerita cinta diatas status yang hanya "status". Cinta pertamaku yang tak terbalas yang sudah lebih dahulu tersakiti, kisah cintaku yang pernah diduakan, pacaran yang hanya coba-coba yang akhirnya jadi serba salah, hubungan yang hanya bertujuan ingin menyenangkan hati seseorang, ini semua tak berguna dan membuang waktu ku. Aku takut, aku akan kembali memasuki kepahitan yang sama. Tak menutup kemungkinan, Anto yang playboy, dan ironisnya, ia suka main perasaan cewek, ia akan membuat ku sakit hati kembali. Bisa jadi Anto akan meninggalku sewaktu-waktu ia bosan denganku atau saat aku bertengkar dengannya. Dan lagi, sebenarnya aku sudah nyaman dengan kedekatan aku dengannya yang seperti ini. Meski tanpa status, aku tetap merasa bahagia. Tapi resikonya, aku harus siap sewaktu-waktu Anto mengenalkan pacar barunya kepadaku. Karena, toh, aku bukan siapa-siapanya dia. Biarlah semua mengalir apa adanya.

 

Semenjak saat itulah, keseriusan aku dengan Anto semakin menggelora. Aku pun sampai tak habis pikir. Kenapa kalau Anto pacaran, ia bawaanya ingin menduakan cewek itu. Tapi saat denganku yang hubungannya tanpa status, ia malah setia pada ku? Ini hal yang aneh, atau dia yang manusia aneh? Dan sampai saat ini pun dan semoga kedepannya akan terus begini, sampai harapan kami berdua benar-benar terwujud -AAMIIN-. Kami di sebut pacaran, rasanya kurang sreg, karena aku telah menolaknya, tidak disebut pacaran tapi kami selalu berdua. Hingga semua teman-teman, guru, bahkan keluarga menganggap kami berpacaran.

 

Jujurku

Tulusku

Banyak rasa dalam hatiku

Namun hanya satu yang pasti

Rasa yang sudah biasa namun terasa luar biasa

Rasa itu, rasa yang tak asing namun membuatku pusing

Malu.. Gugup..

Rindu.. Cemburu..

Berharap.. Bahagia..

Serba salah dan salah tingkah..

Semuanya jadi warna dalam hatiku

awalnya kelam, lama-lama jadi dalam

ami fajriani -Skenario dalam Diari-

 

Seiring waktu berjalan. Dengan cinta yang kian bertahan. Kehidupan pun masih terus berjalan sampai waktu yang akan menghentikan. Kegiatan di sekolah pun makin banyak aku jalani. Seperti mengikuti psikotest, mengadakan acara "Guitar Lesson", Hari guru, Lomba sate, PORAK, PENSI, study tour ke patahan lembang yang melelahkan, PPS angkatan 11 dan MOS untuk siswa baru tahun ajaran 2011/2012.

 

Ditengah-tengah kesibukkanku, kini kegundahan melanda lagi. Aku akan naik kelas XI. Tentunya aku harus memilih jurusan mana yang akan aku tentukan. Terus terang aku bingung menentukan pilihanku. Jika aku masuk jurusan IPA, maka aku pasti akan mengalami kesulitan menerapkan pelajaran essac. Namun jika aku memilih untuk masuk jurusan IPS, aku tidak menemukan minat bakatku disana. Namun banyak dukungan kepadaku agar aku masuk jurusan IPA, jadi aku memantapkan diri untuk kesana.

 

* * *

 

Masuklah aku di kelas IPA. XI.IPA.3. Disanalah aku menemui figur, tantangan, sahabat baru, dan segala macam ujian. Saat aku dikelas X ku pikir aku akan menemukan teman-teman yang lebih baik di kelas XI dibandingkan teman-teman di kelas X. Ternyata itu adalah peresepsiku yang salah.

Diawal-awal aku di kelas XI, memang teman kelasku asyik dan bisa aku ajak komunikasi dengan baik. Setelah beberapa waktu, sikap beberapa orang disana yang mulai kelihatan tidak menyukaiku karena mereka melihat seseorang dari "berada"nya atau tidak derajat seseorang membuatku jadi serba salah ketika aku berhadapan dengan mereka.

 

Jadi aku putuskan untuk hidup menyendiri. Sulit memang, tapi aku berusaha untuk mencari duniaku sendiri. Untunglah, Allah masih sayang padaku. Akhirnya aku di pertemukan dengan 5 orang yang menjadi sahabatku saat dikelas XI, meski pun mereka jadi teman biasa saja sat di kelas XII. Tapi tetap saja mereka berarti buatku. Mereka itu adalah, Anisa Halimatusadiah, Fujia Nur Fadilah, Hanifah Widiastuti, Maya Nurmayanti, dan Puri Septiani. Merekalah yang membuatku bertahan di kondisi buruk seperti ini.

 

Semua ini tentu ada hikmahnya. Tanpa adanya orang-orang yang membeciku, aku tak akan terdorong untuk berhubungan baik kepada guru. Orang yang individualisme sepertiku ini, rasanya sulit untuk mencari teman baik apa lagi untuk dekat dengan guru. Namun dengan kejadian seperti ini, aku pun jadi merubah jati diriku.

 

Dorongan untukku agar aku tetap maju, tak lepas dari peranan guru BK dan wali kelasku -Master Agus (Bapak Agus Hermawan,.S.Pd.,M.MPd.) guru Kimia-. Beliau pernah bilang padaku, dalam kehidupan itu kita pasti punya orang-orang yang dekat dengan kita, orang-orang yang biasa-biasa saja terhadap kita, dan orang yang tidak suka kepada kita. Dengan perbandingan 30% : 60% : 30%. Terfokus pada orang-orang yang dekat dengan kita, meskipun hanya sedikit, aku lebih tertarik untuk berkecimpung di dalamnya. Karena dengan orang-orang yang dekat dengan kita yang ada di sekitar kita, bila mereka mampu menguatkan kita, kita pun akan mampu untuk turut andil dalam saling menguatkan. Dalam kata lain, lihatlah orang-orang yang ada di sekitamu dan mereka selalu ada untuk kita, bukannya sibuk dengan orang-orang yang tidak suka terhadap kita. Kurang dan lebihnya, itulah nasihat wali kelasku di kelas XI yang paling aku ingat. Semoga, di bangku kuliah nanti dan di kehidupanku di masyarakat, aku tidak akan menemui lagi masalah soal pergaulan -AAMIIN-.

 

Selagi aku membiasakan diri untuk terus bertahan, pengalamanku di sekolah ini tak akan tertahan. Karena kegiatan ku di sekolah ini tak akan ada habisnya, tentunya selama aku belum lulus dari sekolah ini. Pengalaman study tour ke Tangkuban Perahu, adalah kenangan yang tak boleh aku lupakan. Apalagi saat itu, ternyata keluarga aku juga ikut menyusul. Itu sangat mengejutkanku. Itu adalah hal yang sangat menarik, karena aku jadi ingat sebuah film yang aku lupa judulnya. Isi film itu aladah seorang anak remaja perempuan sedang study tour ke perancis, namun adik laki-lakinya meresa kesepian karena tidak ada kakaknya yang bisa iya bully selama 1 minggu. Jadi anak laki-laki itu beralasan kepada orang tuanya, kalau kakak perempuannya itu tidak bisa di percaya dengan segala macam kelakuannya yang nakal agar anak laki-laki itu dan orang tuanya bisa menyusulnya ke perancis. Dan anak laki-laki itu pun bisa membully kakaknya kembali. Itu sangat konyol. Tapi rasanya, adik laki-lakiku tak akan mungkin punya pikiran sekotor itu. Aku pun tertawa sendiri memikirkannya.

 

Satu hal lagi yang menarik lainnya di kelas XI. Yaitu saat pembuatan mading. Mading kelas kami yang kreatif dan unik membuat mading kami jadi favorit. Belum lagi, didalamnya ada komik, yang digambar oleh Fahreza dan ide ceritanya aku yang buat. Ini adalah hal yang jarang terjadi dalam hidupku, hasil karyaku akhirnya bisa dilihat juga oleh semua orang. Belum lagi Master Agus, memuji ide ceritanya.

Ceritanya cukup sederhana. Hanya membicarakan soal kiamat 2012. Lalu aku sambungkan sengan zaman dinosaurus dulu. Aku hanya heran saja. Dulu sewaktu ada komet jatuh, semua makhluk dinosaurus punah. Kecuali binatang-binatang yang ada di air, seperti buaya, kura-kura, dsb. Berarti bila revolusi akan berganti lagi, tidak atau dengannya cara yang sama, maka manusia terjun saja ke laut agar tidak punah. Masuk akal bukan?

 

Lalu pengalaman ku tentang PENSI 2012. Aku bukan lagi jadi panitia, karena aku bukan lagi pengurus OSIS. Tapi aku ekskul paduan suara, jadi aku juga sibuk untuk mempersiapkan acara ini. Meskipun tidak terlalu bagus menyajikan lagu "manuk dadali" dan lagu "sempurna", tetap saja aku merasa bangga bisa tampil di PENSI 26 di tahun 2012. Apa lagi bisa dilihat pangeran table manner.

 

Bicara soal pangeran table manner, tepat tanggal 19 Juni 2012, di hari Sabtu adalah hari yang paling berkesan selama bersekolah di SMAN 26 (di samping moment table manner LKS OSIS waktu itu). Di hari itu, acara perpisahan angkatan 12 diselenggarakan. Dan aku pun mengajukan diri untuk mengisi acara sebagai paduan suara. Sebenarnya aku lakukan itu, adalah sebagai persembahan terakhirku untuk melepas kepergian pangeran table manner dari sekolah ini. Karena aku tahu, aku pasti akan merindukan kehadirannya di sekolah ini. Lengkap dengan seragam rapi yang ia kenakan, ditambah dengan pesona dan kharisma yang ia pancarkan di sudut sekolah ini dimana ia berada. Itu adalah saat indah yang tak akan pernah tergantikan dan terjadi lagi dalam hidupku.

 

* * *

 

Ku coba bertahan dalam segala ujian. Daya dan upaya telah aku kerahkan. Hidupku sekarang sendiri, tak ada lagi kenangan manis dan indah bersama pangeran table manner yang akan terukir lagi di sekolah ini. Namun aku akan terus bangkit walau kerap kali kehidupan itu sakit.

Beranjak dari masa buruk ku selama bersekolah disini, aku pun mulai menemukan titik terang dalam perjalanan panjang pencarian jati diri di sekolah ini. Aku memang telah kehilangan sosok pangeran table manner disini. Namun setelah itu aku malah menjadi merasa hidup.

 

1 datang, 1 pergi. Ku temukan kembali sahabat sejati di kelas XII. Ia bernama Nadia Nurislamiah. Dia teman yang baik, asyik, dan tingkah laku kami berdua pun hampir mirip, sampai-sampai beberapa orang bilang bahwa kami berdua adalah kembar. Aku dan dia kerap kali jalan bareng, double date, nongkrong di BK bareng, sholat bareng, hingga tidur siang sama-sama. Hal ini menjadi biasa diantara kami.

 

Teman-teman di kelas XII.IPA.1 pun tak sesulit seperti teman-teman di kelas XI. Jadi tanpa kehadiran Anto pun, aku akan baik-baik saja. Aku bersyukur, karena masa sulitku tak terjadi di kelas XII. Entah bagaimana jadinya, bila itu terjadi disaat-saat mau ujian seperti ini. Mungkin aku cepat putus asa dan tak tahu arah kemana jalan hidupku nantinya.

 

Inilah masa terakhirku di sekolah ini. Satu tahun tersisa untuk ku tulisakan cerita baru dalam memoriku. Dan disaat inilah masa penentuan itu. Dimana, setelah fase ini aku lewati semuanya tak akan sama lagi. Cerita masa remaja yang kelak akan mengusik renunganku dimasa nanti dan pengalaman masa muda yang tak akan pernah terlupakan.

 

Dikutip dari novel pertamaku -Skenario dalam Diari- "Jika waktu yang dijalani, seiring dengan alur cerita yang indah. Tidaklah setiap hari hal itu bisa dirasakan dengan perasaan yang sama. Jangan lupakan langkahmu yang terukir menjadi sebuah cerita dan yang nantinya akan berubah menjadi sebuah kenangan yang indah, dan tak akan terlupakan. Kesan kehidupan yang hanya sekali datang dan akhirnya tak akan pernah kembali", Kata-kata itu membuat aku bergairah untuk sehati-hati mungkin menuliskan kenangan di kelas XII ini.

 

Pengalaman di kelas XII pun tak kalah unik dengan penglamanku sebelumnya. Dengan adanya kebiadaan baru, yaitu pemantapan setiap Selasa, Rabu, Kamis pagi juga mengganggu jadwal liburanku di hari Sabtu. Namun datang lebih pagi dari biasanya tak mengganggu buat ku. Belum lagi, aku masih bisa berangkat sekolah bareng dengan pangeran table manner di jam yang sama. Hanya saja, dulu kami sering jalan berdua, sekarang kami menggunakan sepeda motor. Kalau dulu tujuan kami sama, sekarang aku pergi ke sekolah sedangkan Anto pergi bekerja di Grya Mart Rancaekek -Bread.co-.

Memang sedikit berbeda, namun inilah kebiasaan baru yang akan aku jalani selama satu tahun kedepan. Disamping itu, tugas-tugas yang menumpuk, try out dan kesibukanku lainnya menjadi warnaku di kelas XII di SMAN 26 ini.

 

Tugas terasa semakin berat. Apalagi tugas Power Point, di Ujian Praktik semester 5. Mengerjakannya saja aku harus susah-susah mengambil laptop di SMAN 5. Karena pamanku yang mengajar disana bersedia untuk meminjamkan laptop dinasnya untukku. Bukan hanya itu saja, menyelesaikan tugas itu pun butuh 1 minggu lebih dan 2 hari diantaranya aku sampai tidak tidur selama 24 jam. Itu sangat menyusahkan ku.

 

Belum lagi pidato Bahasa Indonesia. Entah bagaimana aku pun bisa melakukan hal itu. Aku merasa heran saja, karena setahu ku ada masalah dalam diriku ini. Mungkin semua orang tahu, orang yang memiliki karakter individualisme, dia pasti akan mengalami kesulitan dalam bergaul apalagi untuk berbicara di depan public. Aku ingat betul, saat itu keringat dingin mengucur dari pori-poriku. Gugup dan salah tingkah pun turut memberi warna saat itu. Untunglah para guru penguji mau memberikan nilai yang memuaskan.

 

Tak hanya itu. Di semester terakhirku ini, ada beberapa pengalaman yang patut aku ceritakan. Diantaranya, saat mengikuti out boud 3 in 1. It is first time for me. Pengalaman pertama untuk ku. Jujur saja, selama aku hidup di dunia ini selama 17 tahun, aku belum pernah merasakan tidur di alam bebas dan mesti 1 tenda dengan 39 orang teman. Dan yang lebih parah lagi, aku pun ditunjuk untuk menjadi ketua RT dalam kelompokku. Aku sangat ragu melakukannya. Karena aku tak biasa memimpin orang lain, apalagi orang itu belum terlalu aku kenal. Namun, sebagai manusia yang baik, aku pun berusaha untuk menjadi orang yang penuh tanggung jawab semaksimal mungkin.

 

XII.IPA.1, diwalikelaskan oleh Bunda Dra. Siti Eroh Huraeroh,M.Ag. Dan beliau mengadakan program pengajian rutin sekali dalam seminggu selama menjelang UN. Karena hal itu, aku bisa mengunjungi rumah teman-temanku untuk bersilaturahim. Serta aku pun mendapat tugas untuk menjemput Bunda setiap kali pengajian. It is amazing. Aku belum pernah melakukan hal itu sebelumnya, dan setelah aku melakukannya aku pun jadi merasa dekat dengan teman-teman kelasku. Dan itu rasanya sangat mengesankan.

 

Setelah ujian praktik ini, UAS, serta UN, semua ini akan berhenti mengiringi langkahku. Banyak kenangan yang sering terlintas dalam benakku. Seperti halnya waktu aku bertengkar dengan pangeran table manner sampai-sampai kami berdua dimarahi oleh Bu Yayat, saat aku berdansa dengan pangeran table manner di Ruang OSIS di tengah suasana gerimis sehabis hujan deras (08 Desember 2010), aku yang pernah ngecengin PPL UPI (bahasa Jepang) dan hal itu membuat Anto cemburu pada ku. Lalu saat praktikum kimia membuat es puter bersama teman-teman di kelas XII, pengalaman itu sangat mengasyikan. Membuat tugas biologi untuk kenaikan kelas ke kelas XII, yaitu tugas menyusun kerangka vertebrata dan aku sampai nangis-nangis mengerjakannya. Karena sudah 2 hari terakhir sebelum tugas itu dikumpulkan, aku belum mendapat apa-apa. Tapi akhirnya berhasil aku dan kelompokku menyelesaikannya dan kami pun dapat mengumpulkan tugas itu tepat waktu. Lalu dimarahi guru olahraga waktu kelas X sampai-sampai semua teman-teman kelasku dan termasuk aku harus berjemur di lapangan selama 1 jam. Kami sempat memohon maaf pada Beliau, namun maaf kami pun tak diterimanya. Lalu pengalaman ku dikelas XII yang satu kelas tak ikut pemantapan untuk foto booklet yang akhirnya membuat para guru marah pada kelas kami. Entah berapa banyak dosa kami -khususnya aku- yang telah diperbuat kepada sekolah ini. Dan tentunya masih banyak kenangan yang tak dapat aku ungkapan semua.

 

Kata terakhir, hanya mampu terucap terimakasih, maaf dan salam rinduku untuk para guru, staf, dan seluruh penghuni SMAN 26. Tanpa mu, diri ini tiada artinya.

 

* * *

by: ami fajriani 

inspired by : Skenario dalam Diari, ami fajriani

 

 

 

Komentar

Recomendasi

Kasih Judul Sendiri ya :D