Sajak Lama Berima Puisi, Ku Tulis dengan Hati yang Ku Sirami dengan Asa untuk Ku Hayati, Mungkin di Kemudian Hari.
Sejak SMA dulu, aku selalu memandangmu. Diam dalam arti
menanti mu. Mungkin hanya harapan yang bisa aku tuju kala itu.
Setiap langkah demi langkah, seolah takdir menuntunku berjalan
kepadamu dan mengubah arah hidupmu menjadi kearahku.
Tak pernah aku bayangkan sebelumnya, ketika βbad boyβ yang ku
tahu saat itu akan memberiku petualangan cerita cinta yang sangat berarti. Tak
terlupakan. Bahkan tak dapat aku ungkapkan dengan sembarang kata dan kalimat.
Dari setiap cerita yang kau lalui, dari satu wanita ke wanita
lainnya yang kau jalani, semua seolah menuntunmu berjalan ke arahku.
Hingga inilah cerita yang terus kau lanjutkan. Menantikan
akhirnya hanya dengan ku.
Semua perasaan yang kau lalui, semua rasa penasaran yang pernah kau alami, semakin membuat ku menggebu untuk mengetahui tentang mu lebih dalam lagi.
Semua perasaan yang kau lalui, semua rasa penasaran yang pernah kau alami, semakin membuat ku menggebu untuk mengetahui tentang mu lebih dalam lagi.
---
Diamnya kamu, acuhnya kamu membuat kamu menjadi
sangat misterius. Dan membuat aku ingin tahu lebih banyak, lebih detil dan
lebih dalam lagi.
Anehnya diriku, yang memiliki rasa yang besar akan keingintahuan ku tentang mu, bahkan setelah 9 tahun bersama dan 3
tahun membina jalinan kisah suci.
Kesan-kesan indah yang kau hamparkan, membuat aku memanen begitu banyak cinta pagi ini.
Membuat aku kembali menatapmu seperti ku
menatapmu waktu itu. Menatap penuh harapan. Harapan untuk tahu tentang kamu.
Tak banyak ingin ku, hanya ingin meminta
mendengar banyak akan cerita mu.
Semakin ku tahu kelam hitam masa lalu mu, semakin ku bersinar seperti mentari yang ingin ku pancarkan pada hatimu.
Lontaran kalimat-kalimat
mu, bagai percikan kesegaran untukku. Membawa kesejukan dan terbuai aku dalam
kenyamanannya.
Kilas balik tentang mu menenangkan jiwa ku,
menumbuhkan cinta ku dan menambah erat
perasaan ku kepadamu.
Melintasi dimensi waktu dalam ingatan dapat
meredam rasa mengganjal dadaku dan memancarkan rasa syukur yang sangat luas
akan hadirnya dirimu dalam cerita ku.
Ingatan-ingatan itu seolah mampu menumpuk
berkas-berkas memori yang sangat sangat ingin aku lupakan. Ingatan-ingatan ini
seolah mampu mengubah arah haluan pikiran mana yang ingin aku jadikan sorotan.
Mendengar kisah cinta selama masa remajamu, bak
seperti melihat bintang-bintang di alam semesta. Semakin aku tahu, maka semakin
aku ingin lebih banyak tahu.
Kolase demi kolase yang berdendang dalam
telingaku, menambah keyakinan ku untuk tetap memeluk erat hati mu dan semakin
tak ingin melepaskannya.
Cuplikan demi cuplikan tentang histori itu, membuka
cakrawala pandangan untuk rancangan masa depan kita.
Tak lelah dan tak bosan aku mendengarkannya, sekalipun jika untuk diputar berulang ribuan kali.
Rasa cemburu, iri, cemas dan perasaan negatif lainnya bercampur menjadi satu. Membentuk harmoni yang indah dan membuat gelombang tak beraturan dalam hatiku.
Getarannya membuat kepingan-kepingan cinta yang
semakin banyak dan membesar dengan semangat yang semakin menggebu.
Aku pun jadi tak sanggup lagi untuk
membendungnya.
Maka, ku jadikan tulisan ini sebagai mantera
untuk meredamnya. Walaupun rasanya inginku ajukan jutaan pertanyaan kepadamu.
Hanya saja aku takut, takut kamu akan mengingat apa yang sebenarnya tidak ingin kau ingat.
Dan aku juga takut, kamu akan bosan bercerita tentang apa yang sudah kau
upayakan dengan keras untuk melupakannya.
Tapi ku ingin mendengar semuanya. Inginku
ulang-ulang cerita itu. Kata per kata. Momen per momen. Hingga satu kisah ke kisah
lainnya.
---
Terimakasih karena
telah memilihku. Bukan untuk melengkapi hidupmu. Namun untuk menemaniku walau
keadaan pahit melandaku.
Bukan tentang mu
yang mencari kesempurnaan, namun dirimu yang membuatku hebat dan tak
terkalahkan dari sekian banyak pilihan.
Bagimu yang
bersyukur kepadaNya, agar ku tetap utuh dalam setia. Menggapai setiap
mimpi-mimpi denganku. Dan memijak pada puncak kisah ini.
Walau harus
bertumpah darah kesabaran dari perjuangan menghadapi ku yang mungkin terkadang sangat
menjengkelkan. Bahkan seringnya aku selalu bersikap dan bertindak menyakitkan.
Namun kedewasaanmu,
adalah satria baja hitam yang menjadi tameng kokohnya istana yang kita bangun
dari dasar.
Bijaksana dalam
membimbing ku adalah pahlawan untuk menjadikan mu bertahan.
Lemah lembut tutur katamu adalah cinta paling sederhana yang mampu kau ungkapkan, dan senjata paling ampuh dalam meluluhkan kerasnya hatiku.
Sosok tulus dan jujurnya
hatimu, menenangkan kegelisahan pikiran negatiku.
Tatapan yang kau
balas, adalah gula paling manis yang tak pernah ku rasakan sebelumnya.
Tak kutemukan lagi
ada rima-rima mewah yang ada di dunia ini saat ku bisa mengenal hidup mu. Dan tidak
ada lagi bintang istimewa ketika dirimu mengisi ruang hidupku.
Bagiku, kamu adalah
puisi paling harmonis. Kamu adalah gugusan kata istimewa yang sangat sulit ku
rangkai.
Dan tanpa mu, gerak
dinamis antara gravitasi dua hati tak akan mungkin seimbang berjalan beriringan.
Cerita hari ini dan
esok hari tak akan lagi sama. Cinta ku hari ini dan hari lalu juga mungkin tak
lagi sama.
Namun yang ku tahu,
rasa kuatnya tak ingin melepasmu semakin lama akan semakin sulit terlepas. Sejengkal
demi sejengkal pun kisah ini akan juga disempurnakan. Atau mungkin sebenarnya
telah sempurna sejak tertulis takdir di Arsy-Nya.
Semoga aku akan
tetap menjadi pilihanmu. Tetaplah menjadi semakin baik. Buatlah dunia menyesal
kau telah bersanding dengan ku.
Seorang pangeran yang
jatuh cinta pada wanita sepertiku.
Jika mungkin aku
adalah kesalahan terbesarmu, ku harap kau tidak akan pernah menyadari itu.
-sekian-
Ami fajriani, 27 Juni
2019
Komentar
Posting Komentar