LOCKDOWN TEMPAT ITU!
Aku benci saat seperti ini..
Saat dimana aku menulis disini.
Tapi satu hal yang pasti jika aku sudah menulis begini, ada sesuatu yang begitu
mengganjal dalam hati ku yang tidak dapat ku tahan. Aku tidak bisa terus
berpura-pura bahwa aku βtidak apa-apaβ, tapi melalui tulisanku ini aku mencoba
untuk melepaskan semua beban yang mengganggu itu. Aku tidak tahu akan seperti
apa hasilnya, setidaknya aku sudah mencoba.
Sesuatu yang buruk pada hati ku,
dimana kenapa aku mengijinkan hari itu datang? Hari dimana yang sama sekali
tidak aku harapkan, tapi malah terjadi begitu saja, sepertinya ini memang sudah
menjadi takdirku.
Hari dimana dia datang lagi dalam
kehidupanku, kehidupan kami. Dia adalah orang lain, orang lain namun sesaat
pernah berada dihati orang yang sangat aku cintai.
Aku seperti dikhianati selama
sepuluh tahun ini! Kenapa? Kenapa bisa begini?? Entah doa siapa diantara
keduanya yang Allah jawab? Hingga Allah kabulkan salah satunya, dan
membahagiakan mereka bedua sekaligus. Tapi kurasa tidak dari salah satu, namun
dari keduanyalah yang selama ini, yang selama 10 tahun kebahagiaanku ini, mereka
berdualah yang sama-sama selalu menanamkan doa agar ada satu kesempatan, hanya
satu kesempatan, untuk bisa merasakan rasa yang ga seharusnya hadir dalam hati
mereka.
Aku tidak tahu keadaan yang
sebenarnya pada saat itu, tapi feeling itu selalu ada dan menghantui. Feeling
bahwa mereka berdua sangat menikmati momen saat mereka menghabiskan waktu
bersama-sama.
Aku tidak mengerti, kenapa Allah
pertemukan mereka kembali?! Jika ku pikir ini tidak adil, ini memang tidak
adil. Karena ada satu pertemuan yang selama ini aku harapkan dengan seseorang,
tapi Allah tidak mendengarku sama sekali, bahkan kemungkinannya itu nol besar!
Hanya akan terjadi pada mimpi saja. Tapi mereka? Kenapa mereka bisaaa?? Kenapa
ya Allah? Padahal aku hanya ingin bertemu seseorang itu tidak harus berdua
seperti mereka yang mengukir kenangan dengan mesra, aku hanya ingin bertemu
secara tidak sengaja pada suatu tempat, bahkan sangat menyenangkan bila saling
membawa keluarga kecil kami masing-masing. Aku hanya ingin melihatnya sekali
lagi, hanya untuk terakhir kali.
Aku mungkin tahu jawabannya,
meskipun itu mungkin hanya untuk menghibur diriku sendiri. Aku tidak diberi kesempatan untuk bertemu,
karena Allah tahu, hati suamiku tidak akan selapang aku untuk bisa menerima
kondisi hati ku yang sudah diam diam berdoa untuk sesuatu yang ga seharusnya.
Aku berbeda,ya aku berbeda. Bahkan ketika mereka bertemu dengan menjalin hati,
aku masih berlapang dada dan masih bisa memberikan senyuman kepada mereka.
Aku bisa legowo kan? Iya kan? Aku
ikhlas kan? (menangis)
Tapi kenapa? Kenapa dia selalu menggangu
pikiranku? Padahal aku sudah memafkan, mencoba selalu memaafkan. Rasa benci itu
tidak pernah aku pupuk, namun kian hari kian membesar. Sampai sampai aku merasa
menyesal telah mengenalnya. Tapi sekali lagi, takdir berpihak kepadanya, takdir
membelanya, dimana karenanya lah, kini aku bersama takdirku.
Tapi mungkin ini alasan Allah
tidak menjadikan kami sahabat walau ternyata takdir selama ini tidak memisahkan
kita. Karena hal ini akan terjadi. Hal ini udah tertulis dalam garis takdir
yang harus kita jalani. Yang mana jika dia menjadi sahabatku, dan kita sangat
dekat, aku tidak akan selapang ini sekarang. Mungkin aku akan lebih kacau dan
tidak akan memaafkan siapapun, bahkan untuk diriku sendiri.
Aku benci mengingat ini, tapi ada
baiknya aku tulis juga, agar aku bisa melupakan rasa sakit yang menggerogotiku
perlahan.
Kenapa? Setiap kali aku ingat
ini, kebencian itu semakin bertambah.. kenapa?
Ingatan itu, suatu kondisi kini
aku harus menikmati sekali lagi rasa kecewa yang semakin lama semakin dalam. Kenapa
sih, sayang.. kamu ga mau ngeblok nomor dia? Setiap kali aku meminta, aku
merasa setiap tolakan mu adalah bukti nyata, kamu masih berharap sama dia. Walaupun
kamu bilang kamu sama sekali udah ga ada rasa, tapi kamu masih berharap ingin
bertemu lagi dengannya, ingin tahu kabarnya. Dan kata-katamu itu hanya supaya
aku tenang, agar aku tidak khawatir. Feeling itu yang selalu menyelimuti
pikiranku.
Jadi aku diam diam menghapus
nomor dia di handphone mu, karena aku tidak bisa, aku tidak kuat lagi jika harus
menahan rasa sakit ketika melihat kamu melihat status dia. Aku hapus kamu dari
followers dia, begitu pun sebaliknya. Aku hanya ingin merasa tenang, seperti
yang aku tahu selama ini, sebelum hari itu terjadi. Walau aku tidak tahu taman
cinta kalian seperti apa sebenarnya, namun aku hanya ingin memutus jalan masuk
ke taman itu, agar tidak ada lagi yang bisa masuk ataupun keluar dari taman
itu. Jika dia ada di dalamnya, biarkan lah dia di dalam, aku tidak ingin tahu.
Tapi jika dia di luar, yaa lebih baik begitu, tapi setidaknya tidak diantara
kalian yang dapat masuk lagi ke taman itu.
Ami fajriani, 31/01/2021
Komentar
Posting Komentar